Medan Magnet Bumi Terbalik kompas, Google Maps, atau Waze

Medan Magnet Bumi Terbalik kompas, Google Maps, atau Waze

Baru-baru ini, sejumlah ahli geomagnetik dunia dibikin panik lantaran pergerakan kutub magnet utara Bumi. Hal tersebut membuat medan magnet Bumi menjadi berubah. Kutub magnet utara Bumi sedang bergerak dari Samudra Arktik yang menyentuh wilayah Kanada menuju Siberia, Rusia, dengan kecepatan yang di luar dugaan. Hal ini membuat mereka harus merevisi World Magnetic Model.

Itu merupakan model medan magnet Bumi berguna dalam memberi gambaran luas untuk keperluan navigasi. Termasuk di dalamnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan navigasi pesawat terbang dan kapal laut serta data untuk Google Maps. Phil Livermore, ahli geomagnetik dari University of Leeds, mengatakan bahwa Kanada telah kehilangan medan magnet atas Siberia. Selain itu, sejumlah laporan menyebut bahwa medan magnet telah melemah sebesar 10% selama 150 tahun terakhir.

Sejumlah ilmuwan menyebut bahwa itu merupakan tanda dari pertukaran medan magnet Bumi antara kutub magnet utara dengan selatan. Fenomena tersebut akan sanggup membuat seluruh aspek di dalam Bumi bingung lantaran arah utara akan tertukar dengan selatan. Terakhir pertukaran itu terjadi pada 780.000 tahun yang lalu. Sejumlah peneliti mengatakan bahwa fenomena itu butuh proses sepanjang ribuan tahun lamanya.

Jika dirata-rata, dalam 20 juta tahun terakhir, Bumi mengalami pertukaran kutub magnet utara dan selatan selama 200.000 hingga 300.000 tahun sekali medan magnet Bumi. Langkanya fenomena ini membuat banyak teori konspirasi yang menyebut bahwa kejadian ini akan membawa bencana besar hingga kiamat di muka Bumi.

Lantas, apa yang sebenarnya akan terjadi? Banyak yang menyebut bahwa melemahnya medan magnet Bumi, dengan diikuti oleh pertukaran arah utara dan selatan, akan menyebabkan Bumi 'telanjang' dari serangan material-material ledakan yang terjadi pada atmosfer Matahari.

Berdasarkan keterangan pada laman resmi NASA, justru melemahnya medan magnet Bumi akan diikuti dengan mengecilnya radiasi Matahari terhadap Bumi. Selain itu, masih ada atmosfer yang cukup tebal dalam memberikan perlindungan terhadap partikel-partikel dari Matahari.

Lebih lanjut, badan antariksa Amerika Serikat tersebut juga mengatakan bahwa aurora akan muncul di ketinggian yang lebih rendah dari biasanya ketika pertukaran kutub magnet terjadi. Mereka menegaskan fenomena ini tidak menimbulkan efek yang mematikan medan magnet Bumi. Jadi, jika suatu waktu kamu menemukan ada yang aneh dengan kompas, Google Maps, atau Waze yang menunjukkan terbaliknya arah utara dan selatan, jangan panik. Lebih baik kamu terbang ke Selandia Baru atau Australia untuk menikmati aurora yang lebih indah di sana.

AYO BERAMAL GABUNG FOLLOWER

Popular Posts